Rabu, 02 Oktober 2013

Tambahan Subsidi Penerbangan Rp 2 M Sudah Ditetapkan dalam APBD-P


kamis 3 oktober 2013
MALINAU - Bagian Ekonomi dan Penanaman Modal (BEPM) Setkab Malinau telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2 miliar untuk tambahan subsidi penerbangan. Kepala BEPM Tirusel STP kepada wartawan, menerangkan penambahan anggaran subsidi penerbangan tersebut ditetapkan dalam APBD Perubahan tahun ini.

“Kami usulkan Rp 2 miliar dalam paripurna penetapan APBDP 2013 dan sudah ditetapkan,” kata Tirusel, kemarin (2/10). Sekedar diketahui, BPPM memrogramkan penambahan anggaran subsidi penerbangan. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan penerbangan ke berbagai daerah di wilayah perbatasan.

Terutama menjelang natal dan tahun baru seperti tahun-tahun sebelumnya, yang selalu terjadi lonjakan penumpang. Tambahan subsidi tersebut, kata Tirusel, diperuntukan untuk 2 maskapai yang selama ini melayani penerbangan ke wilayah perbatasan. Yakni maskapai MAF (Mission Aviation Fellowship) dan Susi Air.

Maka, dengan adanya penambahan ini total keseluruhan yang dikeluarkan pemerintah untuk subsidi penerbangan adalah sebesar Rp 14 miliar. Anggaran subsidi penerbangan pada APBD murni 2013 sebesar Rp 12 miliar.

Subsidi tersebut diperuntukan untuk penerbangan seluruh kecamatan di perbatasan—terdiri dari Kecamatan Sungai Boh, Kayan Selatan, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Pujungan, Bahau Hulu dan Kecamatan Perwakilan Kayan Hilir di Long Sule-Pipa.

Adapun besaran subsidi yang diberikan pemerintah untuk setiap pengguna penerbangan (setiap orang) adalah Rp 350 ribu. “Kecuali ke Lembusan Rp 500 ribu. Penetapannya dilakukan melalui proses perhitungan dengan mempertimbangkan berbagai aspek,” bebernya.

Penyaluran tambahan subsidi dilakukan setelah usulan penambahan subsidi penerbangan oleh BEPM dalam APBDP tahun ini telah disetujui dan ditetapkan. “Itu akan segera kami tambahkan. Besarannya disesuaikan dengan frekuensi kebutuhan penerbangan dari masing-masing maskapai,” ujarnya.

Dikatakan Tirusel, ada sejumlah daerah yang frekuensi penerbangannya cukup tinggi. Maka, dipastikan akan mendapat tambahan lebih besar dibandingkan dengan daerah dengan frekuensi kebutuhan penerbangan yang sedang atau kurang.

Beberapa daerah yang frekuensi penerbangannya tinggi, antara lain Lembusan di Kecamatan Sungai Boh, Sule-Pipa, kecamatan pemekaran Kayan Hilir. “Karena Sule-Pipa ini hanya bisa diakses oleh pesawat, tidak ada akses lain, bahkan sungai atau darat tidak bisa,” urainya.

Untuk penerbangan dengan maskapai Mission Aviation Fellowship (MAF) jatah penerbangan ke Lembusan dan Mahak Baru (Sungai Boh) serta Data Dian sudah habis. Sedangkan untuk penerbangan dengan Susi Air hanya penerbangan ke Lembusan yang sudah habis. “Itu sampai dengan akhir September lalu,” jelasnya.

Sementara itu, jatah penerbangan yang sudah nyaris habis untuk penerbangan dengan maskapai MAF, antara lain Pujungan yang tinggal menyisakan 2 kali penerbangan. “Mungkin bulan ini sudah habis, penerbangan ke Long Nawang (Kayan Selatan) tinggal 7 penerbangan. Lalu Sule-Pipa sisa 10 kali penerbangan, Long Alango (Kecamatan Bahau Hulu) sisa 10 penerbangan, Long Metun 6 penerbangan, dan Sungai Barang sisa 9 kali penerbangan,” sebutnya.

Untuk maskapai Susi Air, Long Nawang menyisakan 23 kali penerbangan, Mahak Baru (26 kali penerbangan), Data Dian (Kayan Hilir) menyisakan 24 kali penerbangan, Sule-Pipa menyisakan 23 kali penerbangan dan Long Alango (Kayan Hulu) menyisakan 17 kali penerbangan. “Semua dihitung per September lalu,” pungkas Tirusel.

Tambahan Subsidi Penerbangan Rp 2 M Sudah Ditetapkan dalam APBD-P


kamis 3 oktober 2013
MALINAU - Bagian Ekonomi dan Penanaman Modal (BEPM) Setkab Malinau telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2 miliar untuk tambahan subsidi penerbangan. Kepala BEPM Tirusel STP kepada wartawan, menerangkan penambahan anggaran subsidi penerbangan tersebut ditetapkan dalam APBD Perubahan tahun ini.

“Kami usulkan Rp 2 miliar dalam paripurna penetapan APBDP 2013 dan sudah ditetapkan,” kata Tirusel, kemarin (2/10). Sekedar diketahui, BPPM memrogramkan penambahan anggaran subsidi penerbangan. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan penerbangan ke berbagai daerah di wilayah perbatasan.

Terutama menjelang natal dan tahun baru seperti tahun-tahun sebelumnya, yang selalu terjadi lonjakan penumpang. Tambahan subsidi tersebut, kata Tirusel, diperuntukan untuk 2 maskapai yang selama ini melayani penerbangan ke wilayah perbatasan. Yakni maskapai MAF (Mission Aviation Fellowship) dan Susi Air.

Maka, dengan adanya penambahan ini total keseluruhan yang dikeluarkan pemerintah untuk subsidi penerbangan adalah sebesar Rp 14 miliar. Anggaran subsidi penerbangan pada APBD murni 2013 sebesar Rp 12 miliar.

Subsidi tersebut diperuntukan untuk penerbangan seluruh kecamatan di perbatasan—terdiri dari Kecamatan Sungai Boh, Kayan Selatan, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Pujungan, Bahau Hulu dan Kecamatan Perwakilan Kayan Hilir di Long Sule-Pipa.

Adapun besaran subsidi yang diberikan pemerintah untuk setiap pengguna penerbangan (setiap orang) adalah Rp 350 ribu. “Kecuali ke Lembusan Rp 500 ribu. Penetapannya dilakukan melalui proses perhitungan dengan mempertimbangkan berbagai aspek,” bebernya.

Penyaluran tambahan subsidi dilakukan setelah usulan penambahan subsidi penerbangan oleh BEPM dalam APBDP tahun ini telah disetujui dan ditetapkan. “Itu akan segera kami tambahkan. Besarannya disesuaikan dengan frekuensi kebutuhan penerbangan dari masing-masing maskapai,” ujarnya.

Dikatakan Tirusel, ada sejumlah daerah yang frekuensi penerbangannya cukup tinggi. Maka, dipastikan akan mendapat tambahan lebih besar dibandingkan dengan daerah dengan frekuensi kebutuhan penerbangan yang sedang atau kurang.

Beberapa daerah yang frekuensi penerbangannya tinggi, antara lain Lembusan di Kecamatan Sungai Boh, Sule-Pipa, kecamatan pemekaran Kayan Hilir. “Karena Sule-Pipa ini hanya bisa diakses oleh pesawat, tidak ada akses lain, bahkan sungai atau darat tidak bisa,” urainya.

Untuk penerbangan dengan maskapai Mission Aviation Fellowship (MAF) jatah penerbangan ke Lembusan dan Mahak Baru (Sungai Boh) serta Data Dian sudah habis. Sedangkan untuk penerbangan dengan Susi Air hanya penerbangan ke Lembusan yang sudah habis. “Itu sampai dengan akhir September lalu,” jelasnya.

Sementara itu, jatah penerbangan yang sudah nyaris habis untuk penerbangan dengan maskapai MAF, antara lain Pujungan yang tinggal menyisakan 2 kali penerbangan. “Mungkin bulan ini sudah habis, penerbangan ke Long Nawang (Kayan Selatan) tinggal 7 penerbangan. Lalu Sule-Pipa sisa 10 kali penerbangan, Long Alango (Kecamatan Bahau Hulu) sisa 10 penerbangan, Long Metun 6 penerbangan, dan Sungai Barang sisa 9 kali penerbangan,” sebutnya.

Untuk maskapai Susi Air, Long Nawang menyisakan 23 kali penerbangan, Mahak Baru (26 kali penerbangan), Data Dian (Kayan Hilir) menyisakan 24 kali penerbangan, Sule-Pipa menyisakan 23 kali penerbangan dan Long Alango (Kayan Hulu) menyisakan 17 kali penerbangan. “Semua dihitung per September lalu,” pungkas Tirusel.

Di Malinau, Baru 1 Parpol Ajukan Daftar Caleg

Di Malinau, Baru 1 Parpol Ajukan Daftar Caleg

Kecamatan Sungai Boh

Kecamatan Sungai Boh adalah hasil pemekaran dari Kecamatan Long Nawang, awal terbentuknya Kecamatan Sungai Boh karena masalah Pendidikan dan pembangunan yang tidak merata, pada tahun 2003 Desa Mahak Baru ditetapkan sebagai Ibu kota Kecamatan Sungai Boh sedangkan Desa-desa disekitar Ibu Kota, Desa Dumu Mahak, Desa Data Baru, Desa Long Lebusan, Desa Long Top, dan Desa Agung Baru, besar manfaat pemekaran terhadap anak-anak sekolah dengan nya pemekaran dibangun pula sekolah SMP dan SMA, sebelum ada pemekaran sekolah SMS dan SMA hanya ada diKecamatan Induk L. Nawang. sekarang anak yang ada di Desa-desa sekitar Mahak Baru tidak perlu lagi susah-susah bersekolah jau-jau karena sudah ada sekolah diKecamatan yang dekat dengan desa dan terbukti setelah ada sekolah di Mahak Baru sudah ada beberapa anak dari Kecamatan Sungai Boh yang tamatan S1 yang rata-rata S.pd lulusan-lulusan S.pd ini lah yang diharapkan utuk memajukan pendidikan di Kecamatan Sungai Boh untuk bersaing dengan dunia agar tdak tidak kalah dengan orang yang hidup diperkotaan, tidak hanya pendidikan melainkan roda prputaran ekonomi rakyatpun mnjadi brubah dngan adanya pemekaran ini, duluh tidak perna terlihat ada mobil  Kecamatan Sungai Boh, tapi sekarang Mobil sudah banyak lalu-lalang didepan rumah, hal ini menjadi bukti bahwa pemekarang mmbawah perubahan, hanya yng menjadi permasalahan sekarang krena kurangnya perhatian pemerintah dalam merawat jalan yang digunakan untuk memenuhi 9 bahan pokok.